Meski bukan Rhisma, melainkan Tri Rismaharini, dan mungkin juga tak ada maknanya dalam Bahasa Sanskerta, namun --dengan teori plesetologi-- bisa saja Risma itu adalah “modernisasi” atau “teknologisasi” dari arti yang terkandung pada Bisma.
Betapa tidak?
Baca Juga:
Kasus Rozy Selingkuhi Mertua, Hotman Paris Turun Tangan Bantu Norma
Tri Rismaharini, atau Risma, yang merupakan pejabat karir di Pemkot Surabaya, Jawa Timur, ini mencatat segudang prestasi di dunia birokrasi yang bisa membuat para penyinyirnya emosi.
Sebentar… emosi? Itu bukan tipikal para penyinyirnya.
Emosi, justru, jadi tipikal Risma sendiri.
Baca Juga:
Ibu Kandung Norma Risma Dikabarkan Hamil Usai Berhubungan dengan Menantunya, Benarkah?
Artinya, belum sempat para penyinyirnya emosi, Risma sudah lebih dulu mengobralnya, dengan telunjuk yang lurus menunjuk, bersama delikan mata yang tajam menerpa, dan suaranya meraung membuat setiap telinga berdengung.
Mengerikan, dan mengundang ketakutan, begitulah makna kata Bhisma, dan seperti itulah Risma.
Bahwa karir Risma terus melejit, dari Wali Kota Surabaya ke Menteri Sosial, itu pun fakta yang bisa membuat para penyinyirnya sulit berkelit.