Ia mencontohkan pengalamannya saat 4 tahun menjadi Atase Pendidikan dan Kebudayaan di London, Inggris. Saat itu, ia menggunakan media pagelaran wayang, angklung, gamelan, itu sebagai media mengajarkan bahasa Indonesia.
"Anak-anak dan masyarakat umum, juga di sekolah, tertarik belajar itu tetapi saya katakan, ini harus pakai bahasa Indonesia untuk pembelajarannya, jadi belajar bahasa Indonesia sambil belajar angklung. Jadi terintegrasi pembelajarannya," tuturnya. [JP]