Psaki enggan berkomentar soal kemungkinan Biden akan berkunjung ke Polandia, melakukan sesuatu yang terkait dengan pengungsi Ukraina atau bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Dia mengatakan rincian perjalanan masih dalam pembahasan.
Rusia sendiri menyebut invasi ini sebagai 'operasi militer khusus' untuk demiliterisasi dan 'denazifikasi' Ukraina. Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut tetangganya sebagai koloni AS dengan rezim boneka dan tidak memiliki tradisi kenegaraan yang merdeka.
Baca Juga:
BTS akan Mengunjungi White House, Bahas Rasisme Anti Asia
Pembicaraan antara Rusia dan Ukraina melalui tautan video dilanjutkan pada Selasa. Para pejabat Ukraina berharap perang bisa berakhir lebih cepat dari yang diperkirakan, dengan mengatakan Moskow mungkin akan menerima kegagalannya untuk memaksakan pemerintahan baru dengan paksa.
Zelensky mengatakan Ukraina siap menerima jaminan keamanan dari Barat yang menghentikan tujuan jangka panjangnya untuk bergabung dengan NATO. Moskow melihat keanggotaan Ukraina di aliansi Barat di masa depan sebagai ancaman dan telah menuntut jaminan bahwa mereka tidak akan pernah bergabung.
"Jika kita tidak bisa masuk melalui pintu terbuka, maka kita harus bekerja sama dengan asosiasi yang kita bisa, yang akan membantu kita, melindungi kita dan memiliki jaminan terpisah," kata Zelensky.
Baca Juga:
Korut Siapkan Uji Coba Nuklir Ditengah Covid-19
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan terlalu dini untuk memprediksi kemajuan dalam pembicaraan.
"Pekerjaannya sulit, dan dalam situasi saat ini fakta bahwa (pembicaraan) berlanjut mungkin positif," katanya. [JP]